Mengurangi porsi makan saja tidak cukup untuk menurunkan berat badan. Bahkan, ada kalanya berat badan tetap tidak berkurang meskipun sudah menjalani diet ketat. Apa yang menjadi penyebabnya?
Diet memang menjadi salah satu cara utama untuk menurunkan berat badan. Namun, ada berbagai faktor lain yang harus diperhatikan agar berhasil. Contohnya, stres yang sering dialami atau kurang tidur. Walaupun terlihat sepele, hal-hal ini dapat menghambat upaya penurunan berat badan.
Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan berat badan sulit turun meski sudah diet? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Livestrong dan dilansir detik.com.
1. Tidak Menghitung Kalori yang Dikonsumsi
Kalori adalah faktor krusial dalam upaya menurunkan berat badan. Jika seseorang terus mengonsumsi kalori lebih dari yang dibutuhkan tubuh, maka akan semakin sulit untuk mencapai berat badan ideal.
Untuk menurunkan berat badan, diperlukan defisit kalori, yaitu kondisi di mana kalori yang masuk lebih sedikit dari kebutuhan harian tubuh. Tubuh akan menggunakan lemak yang tersimpan sebagai sumber energi, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan berat badan.
Namun, penting untuk tidak mengurangi asupan kalori secara drastis. Konsumsi kurang dari 1.200-1.500 kalori per hari bisa menghambat penurunan berat badan dan bahkan membahayakan kesehatan.
2. Memilih Makanan yang Kurang Bergizi
Diet tidak hanya tentang jumlah makanan yang dikonsumsi, tetapi juga jenisnya. Asupan makanan yang kurang bergizi bisa menjadi penyebab diet gagal. Makanan seperti roti putih, makanan ringan kemasan, daging olahan, gorengan, dan minuman bersoda dapat membuat seseorang makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya.
Penelitian tahun 2019 menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan ultra proses cenderung mengonsumsi 500 kalori lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi makanan tersebut. Hal ini dapat menghambat penurunan berat badan dan bahkan memicu obesitas.
3. Sering Stres
Stres memiliki dampak besar pada penurunan berat badan. Hormon kortisol, yang dihasilkan saat stres, dapat meningkatkan nafsu makan. Akibatnya, orang yang stres cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan, terutama yang tinggi gula, karbohidrat, dan lemak tidak sehat. Kondisi ini sering disebut 'emotional eating' atau 'stress eating'.
4. Kurang Tidur
Kualitas tidur memiliki hubungan erat dengan berat badan. Penelitian yang dipublikasikan di Nutrition Reviews Universitas Oxford menunjukkan bahwa tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam malam dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi.
Kurang tidur meningkatkan produksi hormon yang merangsang nafsu makan. Ini menyebabkan orang yang kurang tidur cenderung makan lebih banyak keesokan harinya.
5. Memiliki Kondisi Medis Tertentu
Jika berat badan tetap tidak turun meskipun sudah diet dan berolahraga, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter. Penyebabnya bisa saja karena kondisi medis yang tidak disadari, seperti gangguan tiroid, sindrom Cushing, atau sindrom Prader-Willi.
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, obat antikejang, obat diabetes, dan beta-blocker juga bisa membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit.
© Copyright 2024 Media Papua - All Rights Reserved